Senin, 18 Agustus 2014

Sedekah Tanpa Uang

Sedekah merupakan suatu perbuatan mulia; apalagi dilakukan dengan tulus. Akan  semakin baik lagi jikalau dikerjakan dengan sirri atau diam-diam. Sebagaimana ungkapan Rasulullah SAW apabila tangan kanan memberi (bersedekah) usahakanlah tangan kiri tidak mengetahuinya. Akan tetapi Allah juga membolehkan bersedekah secara terang-terangan (QS 2:274, 13:22, 14:31, 16:75, 35:29). Sebab sedekah terang-terangan dapat juga digunakan sebagai syiar agama. Semua tergantung dari niat kita masing-masing. Diam-diam ataukah terang-terangan, akan sama baiknya jika dilakukan dengan niat ikhlas.
Sementara ikhlas adalah satu kata yang mudah sekali diomongkan tetapi tidak mudah dipraktekkan. Sebagai contoh : andaikata saya meminta pembaca untuk memberi definisi “ikhlas” menurut pendangan masing-masing tentu tidak sesulit ketika diminta melakukannya. Demikian saya juga merasakan hal serupa.
perbuatan ikhlas itu seperti seorang yang sedang buang hajat. Tatkala masuk kamar mandi; kita tutup rapat-rapat pintunya supaya tidak ada orang melihatnya. Kemudian kita buka kran airnya biar tidak ada orang mendengarkan suaranya. Lalu kita siram air sampai bersih agar diri kita sendiri dan orang lain tidak lagi mencium baunya. Demikian itu merupakan contoh gambaran perbuatan ikhlas.
Setidak-tidaknya dalam Al-Qur’an kata sedekah diulang sebanyak 43 kali dengan beberapa istilah berbeda namun menunjukkan makna serupa. Sedekah berasal dari bahasa arab yaitu shadaqah, memiliki arti yang berbeda dengan zakat maupun infak. Definisi sedekah ialah pemberian dari seorang muslim kepada orang lain secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi waktu dan jumlah tertentu. Sedangkan zakat ialah nama bagi sejumlah harta tertentu yang telah mencapai syarat tertentu yang diwajibkan oleh Allah untuk dikeluarkan dan diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan persyaratannya tertentu pula. Disebutkan juga bahwa infak sendiri punya pengertian hampir sama dengan sedekah, termasuk juga hukum dan ketentuan-ketentuanya. Hanya saja jika infak terbatas pada materi tetapi sedekah mencakup hal yang lebih luas. Namun lepas dari perbedaan-perbedaan itu semua baik sedekah, zakat maupun infak sama-sama mempunyai manfaat besar bagi diri sendiri maupun terhadap manusia lainnya.
Adapun hikmah daripada bersedekah cukup banyak. Namun satu hal yang terpenting, yaitu menunjukkan bukti keimanan kita kepada Allah. Bersedekah hendaknya dilakukan ketika susah maupun lapang, tidak harus menunggu kita kaya atau menjadi juragan. Permasalahannya, ketika makan saja susah, mau sedekah dengan apa? Muncul lagi pertanyaan; bagaimana dengan orang yang sehari-hari meminta-minta karena hidup serba kekurangan, dengan apa mereka bersedekah? Bagaimana dengan mereka yang pagi, sore, petang tiada berhenti mencakar-cakar tempat sampah mencari sisa-sisa makanan, hanya untuk sekedar mengusir rasa lapar dari perutnya, dengan apakah mereka bersedekah? Lalu, bagaimana dengan seorang Ibu yang tiada berhenti menangis karena tidak bisa membeli air susu untuk anaknya, dengan apa mereka akan bersedekah? Dan jutaan pertanyaan lainnya.
Dalam hatinya mereka akan berkata “orang-orang kaya telah memperoleh kedudukan tinggi dan nikmat abadi. Mereka bisa sholat sebagaimana kita sholat, mereka puasa sebagaimana kita berpuasa, mereka bisa bersedekah tetapi kita tidak”
Sesungguhnya, bagaimanapun keadaan kita bahkan sesulit apapun itu, sedekah masih bisa kita laksanakan. Kaya atau miskin, tua atau muda, peluang untuk mendapat pahala dari bersedekah sama-sama terbuka lebar. Inilah jawabanya. Kabar baiknya bahwa bersedekah sebagaimana disebutkan dalam uraian diatas mempunyai makna lebih luas daripada zakat maupun infak. Sedekah tidak harus dengan materi. Sedekah tidak harus dengan barang atau uang. Sedekah bisa kita lakukan kapan saja dan dimana saja dan dalam keadaan apa saja. Sedekah bisa kita kerjakan sejak bangun tidur sampai kita akan kembali tidur. Apa sajakah sedekah tanpa materi yang bisa dilakukan? Di bawah ini kami beberkan rahasianya.
1. Sedekah waktu dan tenaga
Di Klaten, Jawa Tengah hidup seorang tukang becak yang rutin bersedekah dengan cara unik. Suatu ketika ada Ibu-ibu menggunakan jasanya minta diantar ke suatu tempat. Setelah sampai ke tujuan, Ibu itu bertanya kepada tukang becak “berapa ongkosnya pak?” Tukang becak itu menjawab “Maaf bu, bukannya saya menolak uang Ibu, tetapi saya bertekad untuk bersedekah dengan cara menggratiskan ongkos tarikan becak setiap hari jumat. Kebetulan ini hari jumat sehingga Ibu tidak perlu membayar”. Hari jumat depan Ibu ini minta diantarkan tukang becak itu lagi untuk membuktikan kebenaran omongannya. Kali ini dengan tempat tujuan yang agak jauh. Dan ternyata benar, lagi-lagi tukang becak itu memberi tiket free setiap hari jumat.
Subhanallah! Seorang tukang becak yang hidup sederhana bahkan cenderung kekurangan, tidak pernah absen dalam bersedekah. Insya Allah di kehidupan akherat kelak, Dia akan disambut dengan senyum manis malaikat Ridwan. Sedangkan kita yang hidupnya berkecukupan bahkan berlebih seharusnya merasa malu kepada Bapak tukang becak itu apabila kita malas bersedekah. Semoga kisah inspiratif ini dapat kita jadikan motivasi untuk senantiasa bersedekah sesuai kemampuan kita..
2.       Menyedekahkan ilmu
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, bila seorang manusia mati akan terputus amalnya kecuali tiga hal; amal jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak saleh. Oleh karena itu, jika kita mengajarkan ilmu kepada orang lain, ilmu yang kita miliki akan bermanfaat. Mengajarkan ilmu yang bermanfat kepada siapa saja adalah bernilai sedekah. Boleh dengan cara lisan maupun tulisan.
Seorang guru pernah berkata kepada puteranya “jika ku tinggalkan harta untukmu, sebanyak apapun itu, cepat atau lambat pasti akan habis. Tetapi jika ku berikan ilmu kepadamu, dia akan kekal bersamamu. Kamu bisa menggunakannya untuk mencari harta sebanyak yang kamu mau”. Begitulah, ilmu punya kedudukan lebih tinggi ketimbang harta. Itu berarti menyedekahkan ilmu yang bermanfaat akan jauh lebih berguna ketimbang menyedekahkan harta. Adalah bukan sifat seorang muslim yang baik menyembunyikan ilmu yang dimilki.
3.       Bersedekah dengan hati
Ada ungkapan, “alangkah banyak amalan besar menjadi kecil karena niat. Dan alangkah banyak pula amalan kecil menjadi besar karena niat”. Amalan paling utama, kata Umar bin khatthab adalah melaksanakan kewajiban dari Allah, bersikap wara’ terhadap yang diharamkannya, dan meluruskan niat untuk mendapat pahala dari sisi Allah.
Dan Rasulullah juga bersabda “Sesungguhnya Allah telah menetapkan kebaikan dan keburukan serta telah menjelaskannya dalam kitab-Nya. Barangsiapa yang sudah berniat untuk kebaikan, namun tidak jadi mengerjakannya, maka akan dituliskan untuknya satu kebaikan sempurna. Jika kemudian dia benar-benar mengerjakannya maka Allah akan menuliskan untuknya 10 hingga 700 kebaikan, bahkan bisa lebih banyak lagi. Barang siapa yang sudah berniat untuk keburukan, namun tidak jadi mengerjakannya, maka akan dituliskan untuknya kebaikan sempurna. Jika kemudian dia benar-benar mengerjakannya maka Allah akan menuliskan satu keburukan untuknya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Maka sudahkah kita berniat dalam hati untuk bersedekah?
4.       Bersedekah dengan lisan
“Panasnya matahari masih bisa disangga, tapi panasnya hati siapa kuat menahannya?” begitulah ucapan seorang teman. Adapula pepatah yang mengatakan “luka pedang bisa diobati, luka hati dibawa mati”. Sesungguhnya, apabila lidah baik bicaranya, orang-orang disekitar akan mencintainya. Tetapi bila lidah buruk bicaranya, orang-orang di sekeliling akan merasa tersakiti olehnya. Bahkan tak sedikit pula membawa nyawa melayang.
Menjaga lidah adalah pilihan terbaik. Sebab perkataan yang baik termasuk sedekah. Ia akan membahagiakan siapapun yang mendengarnya, menumbuhkan rasa cinta, dan menjauhkan diri dari permusuhan.
5.       Senyum adalah sedekah
Kalau orang gila saja mampu memberi senyum dengan penuh keikhlasan, tanpa kebohongan dan tanpa kemunafikan, kenapa kita tidak? Tersenyumlah, karena senyum adalah sedekah. Betapa indahnya senyum yang datang dari lubuk hati paling dalam. Betapa indahnya senyum tanpa keterpaksaan. Betapa indahnya senyum disertai rasa persahabatan. Betapa indahnya senyum tiada dibuat-buat, menunjukkan kondisi sama antara bibir dan hati. Sebab Ia muncul untuk membahagiakan, menghormati dan memuliakan orang lain.
Akhirnya dengan bertambahnya pengetahuan kita tentang beragam cara bersedekah tanpa harus menggunakan materi, semoga kita semua akan semakin terpacu untuk melaksanakannya. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar